Selasa, 06 Oktober 2015

Mengapa di Musim Kemarau Justru Aceh Direndam Banjir

Banjir Aceh

Suatu kenyataan unik tapi ironis berjalan di Propinsi paling barat Indonesia. Disaat sebahagian agung wilayah Sumatera dikepung oleh derita kekeringan & kebakaran hutan, ditambah lagi dgn kepungan kabut asap yg tidak ada henti, justru Propinsi Nangroe Aceh Darussalam diterjang banjir. Satu Buah kenyataan yg susah dinalar lantaran ternyata, nyaris seluruhnya wilayah Indonesia di bln September ini tetap dalam suasana masa kemarau panjang.

Tapi bencana banjir nyata-nyatanya betul-betul berjalan di Aceh. Dilaporkan dari page Mongabay, ribuan rumah masyarakat di Kab Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tamiang, & Kota Langsa dihantam oleh terjangan banjir bandang akibat meluapnya jumlahnya ruas sungai yg melintasi wilayah tersebut. Akibat luapan sungai di wilayah Aceh direndam banjir paling parah berlangsung di Aceh Utara. Sejak akhir bln September 2015 dulu, banjir bandang merendam sebahagian gede rumah & lahan pertanian masyarakat di Kecamatan Lhoksukon, Matangkuli, Cot Girek, & Pirak Timu.

Mirisnya lagi, bencana banjir di Aceh dalam setahun sanggup berjalan tiga sampai empat kali. Tidak cuma merendam rumah, beberapa ratus hektare sawah & pertanian milik masyarakat tidak berhasil panen. Bencana banjir ini jadi cobaan ke-2 bagi para petani, sesudah pada awal mulanya tidak sukses panen akibat kemarau, waktu ini pertanian kembali tidak sukses panen lagi dikarenakan bencana banjir merendam aceh. Dikutip dari Mongabay, ketinggian air setinggi 50 – 100 centi meter.

Lantas, apa sesungguhnya yg jadi penyebab dari bencana banjir Aceh ini? Berikut merupakan 3 argumen kenapa di periode kemarau ini justru bencana banjir malah merendam wilayah Aceh :

Banjir yg berlangsung di Aceh yaitu akibat dari maraknya pembukaan hutan

Berdasarkan penjelasan dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, segala macam bencana alam berupa banjir, tanah longsor, ataupun kekeringan yg melanda Aceh yakni akibat maraknya pembukaan hutan. Menurut catatan Walhi, Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yg mengalami kerusakan hutan lumayan parah. Hutan di buka tidak dengan kendali sampai menyebabkan sumber penampungan air menghilang. Akibatnya kalau hujan sedikit saja air dari sungai dapat meluap & menggenangi tidak sedikit wilayah, dulu disaat tiada hujan selagi berminggu-minsggu, sehingga bakal serta-merta memicu kekeringan. Sampai hri ini, Walhi tetap mengkritik tidak adanya kebijakan yg berpihak kepada penataan kembali bagian kehutanan.

Banjir di Aceh berlangsung akibat metode pembangunan yg tak ramah lingkungan

Satu kritikan lagi utk Pemerintah Aceh dalam kasus banjir di Aceh yaitu minimnya aturan yg efektif dalam metode pembangunan. Penanganan kepada bencana banjir di Aceh tidak dipikirkan dengan cara matang. Budget yg agung, tenaga yg tidak sedikit, & resiko psikologis pasca terjadinya bencana banjir di Aceh tidak senantiasa dipikirkan matang oleh Pemerintah Aceh.

(cal)

img : mongabay.com
Sumber