Senin, 16 Februari 2015

Korban Banjir Tangerang Saat Ini Masih Mengungsi

Kali ini Tim rescue unit Disaster Emergency Responses (DER) – ACT melakukan evakuasi korban banjir di beberapa desa di wilayah Kabupaten Tangerang, Jum’at (13/2).

Pada Jumat pagi hingga siang, tim rescue DER yang dipimpin oleh Asep Almahdi melakukan evakuasi warga Kampung Pondok, Desa Jenggot, Kecamatan Mekarbaru Kabupaten Tangerang. Sebagian dari warga masih terjebak banjir hampir sepaha orang dewasa di dalam rumah-rumah dan meminta evakuasi ke sejumlah titik pengungsian di Desa Jenggot.

Di sela evakuasi tim juga sempat melakukan assessment kepada warga yang telah berada di beberapa tempat pengungsian seperti masjid dan bangunan sekolah dasar di sekitar lokasi banjir. Sebagian besar dari mereka mengeluhkan masih minimnya bantuan logistik atau makanan siap santap yang bisa mereka konsumsi di pengungsian. Bantuan dari pemerintah kabupaten terasakan manfaatnya oleh mereka.

Para pengungsi yang sebagian besarnya sudah berada di pengungsian sejak senin malam (9/2) mulai mengeluhkan gangguan penyakit kulit. “Ya Pak, banyak pengungsi di sini yang ngeluh mulai merasakan gatal-gatal di kulit,” tutur salah seorang warga yang menolak disebut namanya.

Menindaklanjuti minimnya bantuan makanan siap santap bagi warga, ACT melalu Sentra Dapur Sosial mulai Jum’at kemarin telah mengirimkan paket nasi kotak ke sejumlah desa di Kabupaten Tangerang. Diantaranya ke Desa Jenggot dan dan juga beberapa desa di Kecamatan Kemiri. Lebih dari empat ratus nasi kotak telah terdistribusikan ke beberapa desa di kabupaten ini.

Sementara itu, Insan Nurcohman Direktur Direktorat Disaster Emergency & Relief Management (DERM menyatakan, pada Sabtu pagi hingga siang hari ACT bekerjasama dengan Bakrie Group akan melakukan pelayanan kesehatan di posko induk Kemiri, Tangerang. Dengan kekuatan 5 dokter lengkap dengan obat-obatannya, pelayanan kesehatan ini siap melayani 300- 500 pasien.

Layanan Kesehatan ACT dan Bakrie Group

Pelayanan Kesehatan (Pelkes) yang digelar Bakrie untuk Negeri dan ACT, Sabtu (15/2) kemarin  di Kampung Nibung, Desa Karang Anyar, Kemiri Kabupaten Tangerang, berjalan lancar dan sukses. Tim kesehatan yang terdiri dari 5 dokter dan paramedis melayani sekitar 350 pasien warga korban banjir di Kecamatan Kemiri yang membutuhkan pengobatan. Aksi layanan kesehatan ini akan berlanjut pekan depan ke 3 titik lokasi banjir di wilayah Jakarta Utara dan Kota Tangerang .

Wawan (Koordinator Tanggap Bencana, Tanggap untuk Negeri)  mengatakan, kerjasama dengan ACT dalam pelaksanaan program ini, sangat membantu misi “Bakrie untuk Negeri” di ranah sosial kemanusiaan, karena menurutnya Bakrie Group tak cukup memiliki jaringan di lapangan. “Namun dari segi kelengkapan dan ketersediaan obat-obatan kami InsyaAllah bisa menyiapkan. Jadi, sinergi ini (dengan ACT) terus berlanjut ke depannya,” tuturnya.

“Bakrie untuk Negeri” adalah sebuah gerakan bersama yang digelorakan di dalam kelompok usaha Bakrie. Pertama kali, istilah “Bakrie untuk Negeri” disampaikan oleh Anindya N. Bakrie dalam acara temu forum CSR Bakrie, Maret 2006. Pada awalnya “Bakrie untuk Negeri” hanyalah sebuah tagline dari aktivitas sosial di kelompok usaha Bakrie, melalui program CSR dan aktivitas sosial keluarga dalam hal ini yayasan-yayasan yang didirikan keluarga Bakrie.

Ada 8 anak program yang menjadi kegiatan Bakrie untuk Negeri, yaitu:  Tanggap  untuk Negeri, Cerdas untuk Negeri, Sehat untuk Negeri, Kemitraan untuk Negeri, Hijau untuk Negeri, Peduli untuk Negeri, Budaya untuk Negeri dan Olah Raga untuk Negeri.

Dapur Sosial di Bukit Duri

Tak kurang dari 150 nasi kotak habis didistribusikan kepada para pengungsi di langganan banjir di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan

"Kami mewakili segenap warga sangat berterima kasih atas segala perhatian dan kepedulian yang telah dilakukan oleh ACT kepada warga saya. Ini bukan yang pertama kali, melainkan sudah berkali-kali banyaknya ACT membantu warga kami terutama saat musibah banjir melanda wilayah ini," ungkap Kadir salah satu koordinator pengungsi.

Selasa, 10 Februari 2015

Tim Rescue


Jumlah sebesar itu tersebar di lebih dari 500 RW di 37 kecamatan Jakarta. Data sementara pengungsi yang berada di sejumlah Posko Kemanusiaan yang didirikan ACT saat ini tercatat sekitar 7.000 jiwa. (baca: ACT Siapkan Posko Kemanusiaan untuk Warga Terdampak Banjir Jabotabek).

Aksi Team Rescue:

Tim #4, membawa perahu karet base marine kembali bergerak di Kampung Pondok, Desa Rajeg Kabupaten Tangerang. Ada 3 personil yang diterjunkan ke Kampung Pondok yang terendam banjir 1-1,5 Meter

Tim #5, sejak pukul 04:00 bergerak ke Kampung Pulo Kecamatan Jatinegara , Jakarta Timur. Menggunakan perahu kayak, 3 personil menyisir lorong-lorong di kampung langganan banjir ini. Ambulans juga bersiaga di lokasi.

Tim #6,  pukul 05:00 bergerak ke Ciledug Indah kota Tangerang. Menggunakan perahu tipe riverboat  4 personil melakukan evakuasi sejumlah warga yang terjebak di rumah masing-masing.

Sementara Tim #7 pukul 08.00 sudah diberangkatkan ke lokasi banjir di wilayah Petamburan dan kawasan Kemang

Tim Rescue ACT Antar Anak Korban Banjir ke Sekolah

Ada 4 Kampung di Desa Jenggot yang terendam banjir  yaitu Pondok Wetan, Pondok Lapangan, Pondok Kulon, Pegadingan Timur, ketinggian banjir 1-2 meter. Mayoritas penduduk adalah petani dan nelayan. 

Selasa pagi (10/2) terjun melakukan evakuasi warga dan mengantar siswa sekolah di lokasi terdampak banjir di Kampung Pondok, Desa Jenggot Kecamatan Mekar Baru Tangerang. Tim evakuasi mengantarkan para siswa bersekolah di SDN Jenggot 1 dan 2.

Banjir terjadi akibat luapan anak sungai Cisadane. Dampaknya ratusan rumah adan hektaran sawah terendam banjir, selain itu para nelayan tidak bisa mencari ikan karena akses sungai menuju laut terhalang jembatan akibat air sungai meluap.

Sampai dengan saat ini belum ada respon dan bantuan dari pemerintah setempat atau dari yang lainya. Salah satu penyebab yang memperparah banjir adalah adanya alur sungai anak Cisadane yang melewati gorong-gorong di bawah jalan raya.  Warga sudah mengusulkan untuk dibangun jembatan pengganti gorong-gorong.

Tim rescue berangkat pukul 02.30 WIB. “Kami berangkat dini hari tadi, setelah istirahat 3 jam sehabis terjun melakukan evakuasi di daerah Rawa Buaya, Green Garden dan kedoya utara. Meskipun seperti itu insyaallah kami masih tetap semangat bantu korban banjir,” Tedy salah satu anggota tim DERM-ACT. Lebih mengenal DERM ACT.

Sahru (35) mengungkapkan bantuan tim rescue sangat membantu warganya terutama anak-anak dalam aktivitas sekolah. “Banjir ini sangat mengganggu aktivitas sehari-hari kami, alhamdulillah bantuan armada tim rescue dengan perahu karetnya sangat membantu kami, terutama para siswa berangkat sekolah,” tuturnya.

ACT Siapkan Dapur Sosial dan 34 Posko Untuk Tangani Banjir

Beberapa ruas jalan ibukota juga masih tergenang air. Pusat Data dan Informasi Tim Emergency Response dan Disaster Management Institute of Indonesia (DMII) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) membuat beberapa catatan terkait banjir Jakarta Raya.

Hingga Selasa malam (10/2) Tim Emergency Response dan DMII telah mendirikan 10 Induk Posko Daerah (IPD) Banjir di 10 Kabupaten/Kota di Jabotabek dan Karawang. Posko IPD di masing-masing wilayah mengkoordinasikan juga 24 posko unit  yang ada di wilayahnya. Total, sudah ada 34 posko sudah didirikan oleh ACT dalam dua hari ini. (baca: Daftar Posko Banjir Jakarta Raya ACT Terkini).

“Kita belum masuk puncak hujan, maka kita harus lebih bersiaga menghadapi banjir Jakarta yang diperkirakan lebih besar atau sama dengan tahun lalu,” ujar Direktur DMII dan Tim Emergency Response- ACT, Insan Nurochman kepada ACTNews, Rabu pagi.

Insan juga menjelaskan, Tim Emergency Response ACT akan terus bersiaga dan akan merespon dengan tetap mendirikan posko sampai banjir benar-benar reda dan masa tanggap darurat dinyatakan usai oleh pemerintah. “ACT akan tetap mendampingi pengungsi di masa-masa pemulihan nanti dengan program-program pascabencana,” imbuh Insan.

Jika kondisi banjir terus meningkat, jelas Insan, ACT akan menaikkan ekskalasi daerah cakupan baru dengan mendirikan posko-posko baru sesuai wilayah bencana. Seperti halnya tahun 2014 lalu, sebanyak 60 posko lebih bekerja memberikan bantuan logistik, pelayanan kesehatan, bantuan psikososial, dan tentunya tetap memberikan bantuan evakuasi. Pergerakan tim evakuasi eskalasinya juga akan ditingkatkan sesuai intensitas banjir.

Terkait wilayah banjir di ibukota, dalam pantauan ACT banjir masih menggenangi 45 Kecamatan di wilayah DKI Jakarta. Aksi Cepat Tanggap sudah melakukan evakuasi terhadap 636 jiwa karena terjebak banjir dan sudah pula mendirikan Dapur Sosial atau Dapur Umum yang nantinya diharapkan mampu melayani sekitar 50 ribu pengungsi. 

Hingga hari ini, data BPBD daerah  mencatat telah ada sekitar 51.210 jiwa yang mengungsi. Kerugian materil dari arus logistik akibat banjir di pekan ini diperkirakan mencapai 10 triliun rupiah, belum termasuk sektor riil dan kerugian materil masyarakat yang terdampak langsung (data Asosiasi Logistik Indonesia).  Baru dua hari banjir 75.000 kios tutup di pusat-pusat perdagangan ibukota.
Jika omzet per hari 20 jt, diperkitakan sudah mengalami kerugian 1.5 trilyun per hari (info Kadin).