Minggu, 24 Mei 2015

3 Hal Yang Menyebabkan Bencana Banjir Jakarta


Ditilik dari sejarahnya, ibukota Jakarta memang berada geografis yang rendah. Bahkan disejumlah titik, terutama di Jakarta Utara, ketinggian daratan tak lebih tinggi dari permukaan laut.

Apa sebetulnya yang menjadi penyebab utama masalah klasik bencana banjir Jakarta?

Awal tahun ini, bencana banjir memang tak sampai menerjang ekstrim di wilayah Ibukota. Curah hujan deras yang sempat mengguyur Jakarta di awal tahun kemarin “hanya” menyebabkan genangan kecil hingga sedang di sejumlah titik. Berbeda jika dibandingkan dampak hujan deras yang mengguyur Ibukota awal tahun 2014 silam, tahun 2014 lalu menjadi catatan kelam untuk yang kesekian kalinya bagi Ibukota. Satu bulan lebih, air bah kiriman dari hulu menenggelamkan wilayah bantaran kali di sepanjang Ciliwung setinggi lebih dari 5 meter. Merendam beragam titik di Ibukota Jakarta. Melumpuhkan ekonomi Kota hingga berhari dan berminggu-minggu.

Setiap kali pergantian pemerintah Ibukota, strategi taktis dan rencana matang sudah ditempuh untuk mengatasi urusan klasik ini. Namun hingga kini, bencana banjir Jakarta tetap saja terjadi. Walaupun dalam intensitas yang lebih kecil. Bukti bahwa masih ada masalah pelik yang belum tuntas teratasi.

Berikut beberapa penyebab utama bencana banjir Jakarta masih saja terulang tiap tahunnya:

1. Bantaran Kali Ciliwung yang masih bermasalah

Sejak jaman Belanda dahulu, Kali Ciliwung sudah digunakan sebagai pengalir utama aliran air dari hulu di Puncak Bogor Jawa Barat menuju Teluk utara Jakarta. Seiring perkembangan kota yang semakin kumuh, bantaran kali Ciliwung pun berubah fungsi menjadi pemukiman liar warga marjinal. Akibatnya daya resapan air dan daya tampung air sungai Ciliwung pun menyusut drastis.

2. Warga DKI masih saja belum disiplin dalam membuang sampah

Tak dapat dipungkiri, sampah merupakan penyebab utama bencana banjir Jakarta. Data menunjukkan bahwa setiap harinya, warga DKI menghasilkan 7 ribu ton sampah! Sampah yang tidak sempat terangkut dan dibuang sembarangan ini yang kemudian akan menghambat aliran sungai, mengotori got dan saluran air. Jakarta sebagai kota megapolitan memang masih dianggap amat terbelakang dalam teknologi pengelolaan limbah sampah. Imbasnya, bencana banjir lengkap dengan kotoran sampah pun menggenang di beragam titik di Jakarta.

3. Drainase Jakarta yang masih buruk

Bagi warga ibukota, tengok bagaimana kondisi saluran pembuangan dan penyaluran air di depan rumah Anda. Silahkan nilai sendiri bagaimana kondisinya. Fakta menunjukkan bahwa jutaan meter saluran pembuangan air atau drainase di ibukota tak berfungsi sebagaimana mestinya. Saluran air atau drainase berebut dengan jaringan pipa gas dan kabel di bawah permukaan tanah. Serupa dengan itu, got pun mampat dan tak berjalan karena terlanjur terhambat total oleh sampah plastik dan pembuangan limbah yang tak bertanggung jawab. Dampaknya jelas, saluran air meluap dan berujung pada bencana banjir Jakarta. (IJL)
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar