Senin, 23 Mei 2016

Pasca Banjir Bengkulu, Puluhan Hektare Sawah Tak Bisa Dipanen


Seperti yg belum lama ini berlangsung di Propinsi Bengkulu. Banjir Bengkulu tepatnya di Kecamatan Lebong Selatan, Kab Lebong, Bengkulu memicu derita panjang yg tidak dapat dilupakan demikian saja. Meskipun banjir telah surut & tidak hingga memicu korban jiwa. Tetapi kerusakan akibat banjir menghantam telak media penunjang pangan warga Kab Lebong.

Pasalnya, jumlahnya 82,2 hektare tanaman petani di Kecamatan Lebong Selatan terendam banjir dalam skala lumayan parah. Banjir Bengkulu menciptakan puluhan hektare sawah rusak & tidak sukses panen. Bahkan di sekian banyak tempat, banjir Bengkulu ini pula hingga memicu tanah longsor. Kejadian ini berlangsung nyaris langsung, diwaktu sebahagian akbar wilayah Indonesia masuk ke dalam masa masa pancaroba di awal bln Mei hingga pertengahan Mei dulu.

Imbas dari puluhan hektare sawah yg rusak & tidak berhasil panen akibat banjir ini, sekian banyak pihak memprediksi bakal ada momen di mana cadangan beras di Bengkulu juga sebagai pasokan makanan penting dapat menyusut & dapat mempengaruhi harga beras di pasaran.

Mengutip dari laporan Kantor Kabar Beritasatu, puluhan hektare sawah yg tidak berhasil panen diterjang banjir Bengkulu ini berada di Kelurahan Mubai seluas 36,25 hektare, Desa Manai Blau 14,5 hektare, Kelurahan Taba Anyar 11,55 hektare, Desa Tik Jeniak 8,35 hektare, & Kelurahan Turang Lalang 11,55 hektare.

Mirisnya lagi, banjir Bengkulu ini berlangsung cuma sekian banyak disaat sebelum periode panen di pertengahan thn. 82,2 hektare sawah yg terendam banjir di Lebong Selatan nyaris dijamin tidak mampu lagi dipanen. Sesudah terendam banjir, tidak sedikit pula sawah yg hasilnya tertimbun longsoran tanah dari segi tebing yg curam. Hasilnya bulir padi yg nyaris berisi itu juga mati tidak sanggup dipanen.

Menurut perkiraan Pemerintah Kab Lebong, akibat banjir di Lebong sekian banyak hri dulu, tiap-tiap petani yg mempunyai sawah diperkirakan merugi lebih dari 200 juta sebab sawahnya tidak sukses panen.

Sekarang, petani di Lebong cuma menginginkan biar pertolongan benih pagi sanggup disediakan kembali dengan cara cuma-cuma oleh pihak-pihak yg berkenan meringankan. Maka mereka dapat kembali menanam padi di sawahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar