Senin, 23 November 2015

Banjir dan Kekeringan Dampak Air Tanah Yang Hilang

Sebab dan Dampak Banjir
Siapa yg dapat mengelak bahwa Indonesia negara yg mempunyai dua periode ini senantiasa berada di bawah bayang-bayang bencana alam yg ironisnya senantiasa berlangsung bergantian di dua msuim itu, ya bencana banjir & kekeringan telah semacam menjadi tradisi di Indonesia. Entah kenapa kekeringan & banjir senantiasa datang bersahutan. Seperti yg berulang di thn ini, diwaktu kekeringan panjang menghantam Indonesia sejak Maret sampai Oktober 2015, setelah itu cepat disusul oleh risiko banjir di kota-kota gede macam Jakarta, Semarang, Bandung, Manado, & kota-kota komuter di seputar Jakarta.

Jadi pertanyaan akbar, apa sesungguhnya yg menjadi lantaran mutlak terulangnya bencana banjir & kekeringan di Indonesia tiap-tiap tahunnya? Pantas direnungkan lebih jauh bahwa salah satu penyebab rutinnya risiko banjir & kekeringan yg terulang tiap th adlah lantaran ketiadaan atau hilagnya stok air tanah (green water). Macam Mana dapat begitu? Penjelasan ilmiah atas penyebab bencana banjir & kekeringan di Indonesia ini dikemukakan oleh Direktur Kehutanan & Konversi Sumber Daya Air Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Basah Hernowo seperti yg dilansir dari page CNN Indonesia.

Menurut Hernowo, dengan cara kajian ilmiah, tanah Indonesia yg demikian subur telah seharunya jadi barokah buat mencegah banjir & kekeringan, tapi apa yg berjalan justru sebaliknya. Potensi kekeringan & banjir masihlah muncul. Sebabnya yaitu keberadaan air tanah (green water) yg makin kritis. Sekarang keberadaan air tanah di Indonesia telah tidak sebanding bersama jumlah air mengalir atau yg biasa dinamakan yang merupakan blue water. Padahal air yg tersimpan di dalam tanah telah terbukti akan digunakan utk mencegah terjadinya kebakaran hutan & kekeringan panjang di periode kemarau, & mencegah meluapnya air jadi banjir di masa hujan.

Hernowo menjawab suatu pertanyaan agung yg berkecamuk di kepala tiap penduduk Indonesia berkaitan satu buah kebimbangan “kenapa banjir & kekeringan berlangsung di Indonesia?”. Paparan Hernowo memaparkan bahwa penyebabnya yakni dikarenakan green water telah menghilang dari dalam tanah. Di Indonesia, daerah yg masihlah hijau keberadaan air tanahnya cuma di Papua & Kalimantan yg benar-benar populasinya teramat jauh tidak sama di bandingkan Jawa.

Menurut data statistik yg dirilis oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, sekarang keberadaan air tanah yg terpendam di dalam tanah Pulau Jawa cuma segede 35 % saja. Padahal idelanya kepentingan persentase air tanah bagi Pulau Jawa biar tehindar dari bencana banjir & kekeringan setidaknya mesti ada banyaknya 64 prosen dari jumlah keseluruhan air yg turun kala masa hujan.

Imbasnya, kala air tanah habis, sehingga pulau Jawa di masa kekeringan dapat makin kering & kesusahan air, sedangkan di periode hujan, air tanah tidak sanggup terserap ke dalam tanah & beralih jadi bencana banjir.(cal)

img : techinasia.com 
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar