Rabu, 18 November 2015

Cara Pemerintah Antisipasi Banjir dan Longsor Indonesia

bencana-banjir-indonesia
Masa datang silih berganti. Usai melepaskan derita masa kemarau panjang yg menyesakkan tidak dengan air tatkala berbulan-bulan, sekarang ini nyaris semua wilayah di Indonesia telah mulai sejak memasuki awalan dari masa hujan. Prediksi Tubuh Meterologi, Klimatologi, & Geofisika menyatakan mungkin hujan deras bakal mengguyur teratur merata di seluruhnya Indonesia sejak mulai akhir Nopember sampai puncaknya di kira kira Januari-Februari th depan.

Berbicara menyangkut hujan deras, negara ini punyai catatan panjang menyangkut bencana tanah longsor & banjir yg menghantam tidak sedikit wilayah. Seakan telah menjadi pelengkap kala periode hujan, banjir & longsor ingin tidak ingin, senang tidak gemar, tentu miliki potensi agung nyaris di semua propinsi di Indonesia.

Pertanyaannya setelah itu, telah siapkan Kita menghadapi mungkin saja banjir & longsor di periode hujan th 2015-2016 ini?

Adakah antisipasi pemerintah buat mengurangi risiko banjir & longsor?

Dikutip dari pemberitaan Antaranews, pemerintah nyata-nyatanya telah menyiapkan tidak sedikit upaya buat mengantisipasi bencana banjir & longsor yg potensial di ruangan rawan bencana Indonesia. Menurut paparan Kepala Pusat Data Berita & Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa (17/11) Tindakan Nasional utk mencegah risiko bencana banjir & tanah longsor telah disiapkan oleh pemerintah buat th 2015 hingga 2016 akan datang.

Sebelum periode hujan datang makin teratur & makin deras, Kementerian Koordinator sektor Pembangunan Manusia & Kebudayaan (Kemenko PK) pula telah berinisiatif membicarakan risiko bencana banjir & longsor ini melalui koordinasi tingkat kementerian, Instansi, & kepala daerah.

Apa saja trick pemerintah Indonesia utk mengurangi efek bencana banjir & longsor?

Salah satu yg sedang diupayakan yaitu sosialisasi risiko banjir & longsor di tingkat pusat & daerah-daerah yg potensial bakal banjir & longsor.

Wilayah rawan banjir di antaranya jabar, Jakarta, Semarang, Kudus, Demak, Manado, & beraneka kota yang lain dapat jadi prioritas pengurangan risiko banjir berdasarkan catatan kebencanaan tahun-tahun pada awal mulanya.

Sutopo pula menyambung dapat menyiapkan & menginventarisasi sumberdaya yg dipunyai oleh masing-masing Instansi & memenuhi kekurangan logistik & peralatan.

Terhadap intinya, bencana banjir & tanah longsor ialah type bencana alam yg “slow on set” artinya ke-2 tipe bencana ini berlangsung dgn lambat & perlahan. Prediksi & tanda-tandanya bakal dgn enteng ditemukan & dipahami tidak dengan butuh kajian ilmu wawasan & alat-alat modis.

Sehingga dari itu, kesiapsiagaan bencana banjir utama buat jadi prioritas, jikalau sebab banjir saja negara ini telah kalang kabut, macam mana seandainya satu buah kala kelak timbul kembali bencana gede macam tsunami 2004 silam? Bukan jadi bahan ancaman, namun jadi refleksi nyata bagi kesiapan penanggulangan risiko bencana di negara ini.

Melansir dari catatan Antaranews, Berdasarkan peta bencana di Indonesia terdapat 315 kabupaten/kota yg berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari banjir dgn jumlah masyarakat 61 juta jiwa di daerah tersebut. Sedangkan buat bencana longsor ada 274 kabupaten/kota yg berada di daerah bahaya sedang-tinggi dari longsor bersama jumlah warga 40,9 juta jiwa di daerah tersebut. (cal)

img : Tempo.co 
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar