Selasa, 17 November 2015

Kesiapan Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Indonesia

peringatan-dini-bencana-banjir
Periode kemarau panjang th 2015 telah terlewat, waktu ini nyaris semua wilayah Indonesia telah berada di ujung pintu fenomena hujan deras & bahkan badai dari pagi sampai sore hri. Saat berkata mengenai potensi hujan deras & badai, bayangan yg segera terbersit di kepala ialah ancaman bencana banjir & tanah longsor. Terhadap kenyataannya, negara ini benar-benar masihlah prematur buat mengantisipasi bencana yg datang silih berganti. Usai melintasi kekeringan parah sebab kemarau panjang, sekarang menghadang potensi banjir & tanah longsor. Dataran tinggi terancam longsor, dataran rendah terancam limpahan banjir. Kumplit telah derita yg kelihatan di depan mata.

Lantas dengan cara apa sesungguhnya kesiapan system peringatan dini bencana banjir & tanah longsor di Indonesia? Ringkasan terkini dirilis oleh Kepala Tubuh Nasional Penanggulangan Bencana (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Willem Rampangilei menegaskan bahwa setuju atau tak, kenyataannya benar-benar system peringatan dini banjir & longsor di Indoenesia tetap amat minim & mengkhawatirkan.

Kenapa sanggup begitu?

Dilansir dari laporan CNN Indonesia, status timpangnya kesipaan system peringatan dini banjir & tanah longsor di Indonesia bukanlah omong kosong tidak dengan bukti data. Pasalnya, menurut catatan & identifikasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana dengan cara menyeluruh di semua Indonesia, jumlah Kab yg rawan banjir & tanah longsor di Indonesia hri ini berjumlah jumlahnya 279 Kabupaten/Kota. Sedangkan instalasi system peringatan dini pada banjir & longsor di periode hujan thn 2015 ini baru ada banyaknya 42 kabupaten/kota. Jumlah yg teramat minim, bahkan tidak lebih dari 20%.

Apa yg jadi argumen system peringatan dini banjir & longsor belum betul-betul disiapkan merata di semua Indonesia? Tidak Sedikit gangguan yg menghadang. Menurut paparan Willem, satu faktor yg jadi kesusahan penting yakni dikarenakan masing-masing daerah Kabupaten/Kota di Indonesia miliki karakteristik wilayah yg berbeda-beda. Tidak sanggup disamakan potensi banjir & longsornya bersama daerah lain.

Contohnya ada daerah di Indonesia yg miliki potensi bencana longsor yg lebih tidak sedikit ketimbang bencana banjir, begitupun sebaliknya. Miliki potensi banjir yg lebih tidak sedikit ketimbang longsor. Bahkan Ada juga daerah yg potensi longsornya tiba-tiba meningkat drastis sesudah melintasi periode kemarau panjang ini lantaran menciptakan tanah kering & gampang longsor demikian terkena air hujan dalam intensitas yg akbar. Sehingga dari itu, butuh analisis panjang yg dilakukan utk lakukan identifikasi kerentanan bahaya bencana. Pendistribusian dana & sumber daya buat pencegahan bencana longsor & banjir tidak mampu disamaratakan.

Berdasarkan data yg dikutip semua dari laporan CNN Indonesia, sampai Agustus 2015 terdapat 375 kejadian banjir dgn sebanyak kerugian, di antaranya : 25 jiwa wafat, 606.655 jiwa mengungsi, 437 satuan rumah rusak berat, 15 satuan media kesehatan rusak, 51 satuan alat ibadah rusak, & 166 satuan alat pendidikan rusak.(cal)

img : viva 
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar