Selasa, 24 November 2015

Rusaknya Bantaran Sungai Ciliwung


Bagi masyarakat Jakarta, memasuki masa hujan tidak selamanya dianggap yang merupakan barokah & sumber kehidupan yg baik. Lantaran hujan bagi Jakarta justru malah jadi momok menakutkan. Bahkan jadi kekhawatiran yg berlebihan bagi sebahagian akbar penduduk Jakarta yg tinggal di wilayah dekat Sungai atau kali. Kenapa begitu?

Selagi dekade terakhir bahkan dalam rentang disaat satu abad terakhir, banjir & kisah Jakarta tidak sempat sanggup dilepaskan. Dikarenakan dengan cara keadaan geografis saja, Jakarta itu bagaikan Kota Amsterdam & Rotterdam di Belanda. Lokasinya berada dibawah permukaan laut. Sehingga wajar saja seandainya telah sejak seabad dulu, air teramat gampang masuk & menggenangi wilayah tengah Kota. Limpahan air yg lebih gede sedikit saja volumenya kiriman dari wilayah hulu di Bogor & Puncak, Jawa Barat bakal jadi sumber ketakutan, lantaran derasnya aliran air kiriman dari Bogor itulah banjir di Ibukota Jakarta mampu serentak menggenang pasca hujan berhenti.

Lantas dari beraneka sumber penyebab banjir Jakarta yg mampu disalahkan, apa sesungguhnya yg jadi masalah paling mutlak dari bencana banjir di Jakarta yg tetap terulang sewaktu seabad terakhir?

Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya sempat mengungkapkan satu perihal bahwa kerusakan ekosistem di sepanjang aliran Sungai Ciliwung diprediksi jadi penyebab paling penting dari kasus banjir Jakarta. Kenapa begitu?

Sewaktu sekian abad dulu, Sungai Ciliwung telah jadi sumber kehidupan penduduk sepanjang aliran sungainya. Mulai Sejak dari Bogor sampai mogok di Teluk Jakarta. Tetapi selagi perjalanan pertumbuhan warga yg begitu sesak di wilayah Jakarta & Kota Komuter di kira kira Jakarta, sehingga ekosistem di sepanjang aliran Ciliwung pula semakin hancur tidak terkendali.

Tengok saja gimana keadaan sepanjang aliran Ciliwung hri ini. Business normalisasi sungai Cilwung yg digerakkan oleh Pemprov DKI Jakarta serta kayaknya cuma berjalan di sekian banyak titik wilayah Ciliwung yg padat warga & bahkan mendirikan bangunan liar di pinggirannya. Seperti di wilayah Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Padahal kenyataanya Sungai Ciliwung mengalir panjang, & kerusakan wilayah bantaran Sungainya juga sudah menjalar jauh dari Hulu sampai Hilir Cilwung tidak dengan tidak hanya.

Permasalahan yg sekarang ini sedang dirundung oleh Sungai Ciliwung di antaranya yaitu masalah lahan kritis dgn erosi & sedimentasi tinggi, fluktuasi debit tinggi antara masa kemarau & penghujan. Bayangkan saja, beda debit air Sungai Ciliwung di periode kemarau & periode penghujan bahkan menembus angka lebih dari 300 kali lipat! Keadaan ini menandakan bahwa Daerah Aliran Sungai Ciliwung benar-benar sungguh berada dalam keadaan sangat buruk.

Sehingga wajar saja, kalau tiap-tiap tahunnya bencana banjir di Jakarta senantiasa konsisten berulang. Entah hingga kapan penduduk Jakarta menyadari & sejak mulai membenahi penyebab mutlak banjir di Kotanya, maka bukan lagi memangku tangan terhadap bisnis Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. (cal)

img : tribunnews 
Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar